Makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa saja
pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Bahasa merupakan hal terpenting dalam kehidupan
ini. Karena bahasa merupakan alat untuk tiap orang saling berkomunikasi. Tanpa
bahasa orang tidak akan bisa berkomunikasi. Sekarang ini sudah banyak orang
mulai mempelajari bahasa asing dan bahasa daerah. Baik secara formal maupun
informal. Dengan mempelajari bahasa asing ini, pasti mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Dari tata bahasa dan budaya di
Indonesia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh bahasa asing dan
bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia adalah semakin menambah pembendaharaan
bahasa Indonesia dengan kata serapan, bisa membantu kita berkomunikasi dengan
orang asing maupun orang daerah. Meskipun ada beberapa pengaruh negatif
diantaranya mempengaruhi tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Jaman semakin berkembang dan era globalisasipun
tidak dapat dipungkiri oleh bangsa Indonesia. Pada jaman sekarang memang sulit
kalau kita hanya menguasai satu bahasa saja, karena pada jaman era globalisasi
ini orang-orang dituntut untuk bisa berbahasa asing supaya bisa berkomunikasi
dengan bangsa lain. Di Indonesia sudah banyak bahasa asing yang mulai di pelajari,
bahkan ketika masih SMA pun ada beberapa pelajaran bahasa asing yang diberikan.
Seperti bahasa Jepang, bahasa Perancis, bahasa Arab, dan bahasa asing lainnya. Ada beberapa pengaruh
yang di timbulkan dari kita belajar bahasa asing ini. Ada dampak positif dan
negatifnya. Terutama dalam kosakata Bahasa Indonesia.
Sejarah bahasa Indonesia berawal dari bahasa melayu
ditambah dengan bahasa daerah dan bahasa asing. Di sini bahasa asing juga
mempengaruhi dalam perkembangan bahasa Indonesia. Butuh proses yang sangat
panjang sampai bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa negara. Hal ini juga
tercantum dalam Sumpah Pemuda tahun 1928.
Bahasa
asing yang sangat signifikan perkembangannya saat ini mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia seperti bahasa Inggris.
Karena bahasa Inggris sudah dijadikan sebagai bahasa Internasional. Dengan
demikian, akan adanya tuntutan yang mengharuskan rakyat Indonesia untuk
mempelajari bahasa ini. Berikut merupakan pengaruh bahasa asing terhadap bahasa
Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, banyak sekali bahasa daerah
digunakan sebagai bahasa berkomunikasi setiap harinya di masyarakat setempat. Hal
ini dikarenakan tidak semua masyarakat memahami penggunaan bahasa Indonesia
yang baku. Selain itu masyarakat merasa canggung menggunakan bahasa Indonesia
yang baku di luar acara formal atau resmi. Oleh karena itu, masyarakat lebih
cenderung menggunakan bahasa Indonesia yang telah terafiliasi oleh bahasa
daerah, baik secara pengucapan maupun arti bahasa tersebut. Kebiasaan
penggunaan bahasa daerah ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap
penggunaan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi negara Indonesia.
I.2 Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan tentang apa pengaruh bahasa
daerah dan bahasa asing terhadap bahasa Indonesia
dan diharapkan sangat bermanfaat bagi banyak orang yang membaca makalah ini.
I.3 Rumusan Masalah
·
Bagaimana
pengaruh bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia ?
·
Apa saja dampak positif dan negatif dari penggunaan bahasa daerah terhadap
bahasa Indonesia ?
·
Bagaimana
pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia ? Apa
pengaruh positif serta pengaruh negatifnya ?
·
Bahasa apa saja yang telah mempengaruhi bahasa Indonesia dan menjadikannya
kosakata baru dalam bahasa Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN
PENGARUH
BAHASA DAERAH DAN BAHASA ASING TERHADAP BAHASA INDONESIA
II.1
Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Bahasa Indonesia
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai
peranan dan pengaruh terhadap bahasa yang akan diperoleh seseorang pada tahapan
berikutnya, khususnya bahasa formal atau resmi yaitu bahasa Indonesia. Sebagai
contoh, seorang anak memiliki ibu yang berasal dari daerah Sekayu sedangkan
ayahnya berasal dari daerah Pagaralam dan keluarga ini hidup di lingkungan
orang Palembang. Dalam mengucapkan sebuah kata misalnya “mengapa”, sang ibu
yang berasal dari Sekayu mengucapkannya ngape (e dibaca kuat) sedangkan
bapaknya yang dari Pagaralam mengucapkannya ngape (e dibaca lemah) dan di
lingkungannya kata “mengapa”
diucapkan ngapo. Ketika sang anak mulai bersekolah, ia mendapat seorang teman
yang berasal dari Jawa dan mengucapkan “mengapa” dengan ngopo. Hal ini dapat
menimbulkan kebingungan bagi sang anak untuk memilih ucapan apa yang akan
digunakan.
Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa
keanekaragaman budaya dan bahasa daerah merupakan keunikan tersendiri bagi bangsa Indonesia dan
merupakan kekayaan yang harus dilestarikan. Dengan keanekaragaman ini akan
mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya. Perbedaan bahasa di tiap-tiap daerah menandakan
identitas dan ciri khas masing-masing daerah. Masyarakat yang merantau ke
ibukota Jakarta mungkin lebih senang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
daerah dengan orang berasal dari daerah yang sama, salah satunya dikarenakan
agar menambah keakraban diantara mereka. Tidak jarang pula orang mempelajari
sedikit atau hanya bisa-bisaan untuk berbahasa daerah yang tidak dikuasainya
agar terjadi suasana yang lebih akrab. Beberapa kata dari bahasa daerah juga
diserap menjadi Bahasa Indonesia yang baku, antara lain kata nyeri (Sunda) dan
kiat (Minangkabau).
Berikut beberapa pengaruh atau dampak penggunaan
bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia:
a. Dampak Positif:
Ø Bahasa Indonesia memiliki banyak
kosakata.
Ø Sebagai kekayaan budaya bangsa
Indonesia.
Ø Sebagai identitas dan ciri khas dari
suatu suku dan daerah.
Ø Menimbulkan keakraban dalam
berkomunikasi.
b.
Dampak Negatif:
Ø Bahasa daerah yang satu sulit dipahami
oleh daerah lain.
Ø Warga negara asing yang ingin belajar
bahasa Indonesia menjadi kesulitan karena terlalu banyak kosakata.
Ø Masyarakat menjadi kurang paham dalam
menggunakan bahasa Indonesia yang baku karena sudah terbiasa menggunakan bahasa
daerah.
Ø Dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia juga terdapat
beberapa kata yang sama dalam tulisan dan pelafalan tetapi memiliki makna yang
berbeda, berikut beberapa contohnya:
§ Suwek dalam bahasa Sekayu (Sumsel)
bermakna tidak ada.
Suwek
dalam bahasa Jawa bermakna sobek.
§ Kenek dalam bahasa Batak bermakna kernet
(pembantu sopir).
Kenek
dalam bahasa Jawa bermakna kena.
§ Abang dalam bahasa Batak dan Jakarta
bermakna kakak.
Abang
dalam bahasa Jawa bermakna merah.
§ Mangga dalam bahasa Indonesia bermakna
buah mangga.
Mangga
dalam bahasa Sunda bermakna silakan.
§ Maen dalam bahasa Indonesia bermakna
bermain.
Maen
dalam bahasa Batak bermakna gadis.
§ Gedang dalam bahasa Sunda bermakna
pepaya.
Gedang
dalam bahasa Jawa bermakna pisang.
§ Cungur dalam bahasa Sunda bermakna
sejenis kikil.
Cungur
dalam bahasa Jawa bermakna hidung.
§ Jagong dalam bahasa Sunda bermakna
jagung.
Jagong
dalam bahasa Jawa bermakna duduk.
§ Nini dalam bahasa Sunda bermakna nenek.
Nini
dalam bahasa Batak bermakna anak dari cucu laki-laki.
§ Tulang dalam bahasa Indonesia bermakna
tulang.
Tulang
dalam bahasa Batak bermakna abang atau adik dari ibu.
§ Iba dalam bahasa Indonesia bermakna
merasa kasihan.
Iba
dalam bahasa Batak bermakna saya.
§ Bere dalam bahasa Sunda bermakna
memberi.
Bere
dalam bahasa Batak bermakna anak dari kakak atau adik perempuan kita.
Melalui beberapa contoh itu ternyata penggunaan
bahasa daerah memiliki tafsiran yang berbeda dengan bahasa lain. Jika hal
tersebut digunakan dalam situasi formal seperti seminar, lokakarya, simposium,
proses belajar mengajar yang pesertanya beragam daerahnya akan memiliki
tafsiran makna yang beragam. Oleh karena itu, penggunaan bahasa daerah haruslah
pada waktu, tempat, situasi, dan kondisi yang tepat.
II.2
Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai
sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing terutama dalam hal kosakata. Kata serapan
adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan kedalam
suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum. Bahasa Indonesia menyerap
banyak kata dari bahasa-bahasa lain, terutama dari negara yang pernah
berhubungan langsung dengan Indonesia baik melalui perdagangan (Sansekerta,
Arab, dan Tionghoa), melalui penjajahan (Portugis, Jepang, Belanda), maupun
dari perkembangan ilmu pengetahuan (Inggris).
a. Pengaruh Positif Terhadap Bahasa
Indonesia
Adanya bahasa asing terutama bahasa Inggris dapat
menambah perbendaharaan bahasa Indonesia dengan adanya kata serapan. Dengan ini
bahasa Indonesia bisa semakin berkembang karena adanya tuntutan jaman (era
globalisasi). Kata serapan ini sendiri merupakan kata dalam bahasa asing yang
telah di-Indonesia-kan. Contoh kata serapan yang sering kita gunakan, artist
[bahasa Inggris] – artis [bahasa Indonesia]. Jadi terlihat bahwa bahasa
Indonesia akan semakin kaya dengan adanya kata-kata baru yang berasal dari
bahasa asing. Mungkin hal ini tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap
bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia dapat bersaing secara global dengan
penggunaan bahasa asing yaitu bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Juga dampak postitif dari bahasa asing ini semakin
banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris maka akan semakin
cepat pula proses transfer ilmu pengetahuan, menguntungkan dalam
berbagai kegiatan (pergaulan internasional, bisnis, sekolah dan lain sebagainya), memperoleh dua atau
lebih bahasa dengan baik melalui
tahap perkembangan bahasa yang relatif sama meskipun setiap anak dapat mencapai
tahap-tahap tersebut pada usia yang berbeda.
b. Pengaruh Negatif Terhadap Bahasa
Indonesia
Mulai tergesernya bahasa Indonesia karena sebagian
besar masyarakat Indonesia lebih mementingkan untuk mempelajari bahasa asing
yang lebih menjanjikan untuk kedudukan dan taraf ekonomi yang lebih baik.
Sebagai contoh, sebagian besar (hampir semua) perusahaan mengutamakan pelamar
dapat berbahasa Inggris tetapi jarang perusahaan yang mengutamakan dapat
berbahasa Indonesia.
Tatanan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi
kacau karena adanya pengaruh bahasa asing. Hal ini terlihat dari terciptanya
bahasa kombinasi karena
pada saat ini menjadi suatu tren, seperti contoh open house dan stop maupun
adanya gabungan kalimat bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Hal lain yang
terlihat yaitu tidak diperhatikannya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar (bahasa baku), penggunaan bahasa Indonesia tidak tertata dan digunakan
dalam tujuan agar bisa dimengerti saja.
Selain itu juga dapat mengurangi kekaedahan dan
keabsahan bahasa Indonesia, rakyat Indonesia semakin lama kelamaan akan lupa bahwa bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan, mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap
bangga pada bahasa dan budaya sendiri, menurunnya derajat bahasa Indonesia.
Berikut jumlah bahasa asing yang mempengaruhi kosakata
dalam bahasa Indonesia :
Asal Bahasa
|
Jumlah Kata
|
Arab
|
1.495 kata
|
Belanda
|
3.280 kata
|
Tionghoa
|
290 kata
|
Hindi
|
7 kata
|
Inggris
|
1.610 kata
|
Parsi
|
63 kata
|
Portugis
|
131 kata
|
Sanskerta-Jawa Kuno
|
677 kata
|
Tamil
|
83 kata
|
II.2.1
Pengaruh Bahasa
Sansekerta
Seperti yang kita ketahui dari pelajaran sejarah,
bahasa Sansekerta telah dipakai di Nusantara sejak masa lampau. Bahasa
Sansekerta tercatat paling awal masuk ke Nusantara (Indonesia). Bahasa ini
dipakai mula-mula di salah satu peradaban tertua, peradaban Sungai Indus, dan
menyebar ke hampir seluruh dunia besamaan meyebarnya kepercayaan Hindu. Salah
satu tempat menyebarnya kepecayaan Hindu adalah daerah Asia Tenggara. Kerajaan
Sriwijaya, dari namanya pun sudah memakai Bahasa Sansekerta. Sampai di masa kerajaan-kerajaan
Islam, Bahasa Sansekerta masih dipakai, contohnya adalah nama-nama raja di
Jawa. Beberapa kata serapan dari bahasa Sansekerta antara lain: bencana
(vāñcana), anugerah (anugraha), busana (bhūṣaṇa), payudara (payodhara), sahaja
(sahaja), istana (āsthāna), istri (strī), dsb.
II.2.2
Pengaruh bahasa Tionghoa
Hubungan ini sudah terjadi sejak abad ke-7 ketika
para saudagar Cina berdagang ke Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan
Kalimantan Timur, bahkan sampai juga ke Maluku Utara. Pada saat Kerajaan Sriwijaya
muncul dan kukuh, Cina membuka hubungan diplomatik dengannya untuk mengamankan
usaha perdagangan dan pelayarannya. Pada tahun 922 musafir Cina melawat ke
Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur. Sejak abad ke-11 ratusan ribu perantau
meninggalkan tanah leluhurnya dan menetap di banyak bagian Nusantara (Kepulauan
Antara, sebutan bagi Indonesia).
Yang disebut dengan bahasa Tionghoa adalah bahasa di
negara Cina (banyak bahasa). Empat di antara bahasa-bahasa itu yang di kenal di
Indonesia yakni Amoi, Hakka, Kanton, dan Mandarin. Kontak yang begitu lama
dengan penutur bahasa Tionghoa ini mengakibatkan perolehan kata serapan yang
banyak pula dari bahasa Tionghoa, namun penggunaannya tidak digunakan sebagai
perantara keagamaan, keilmuan, dan kesusastraan di Indonesia sehingga ia tidak
terpelihara keasliannya dan sangat mungkin banyak ia berbaur dengan bahasa di
Indonesia. Contohnya: anglo, bakso, cat, giwang, kue/ kuih, sampan, tahu, dsb.
II.2.3.
Pengaruh bahasa Arab dan Persia
Bahasa Arab dibawa ke Indonesia mulai abada ketujuh
oleh saudagar dari Persia, India, dan Arab yang juga menjadi penyebar agama
Islam. Kosakata bahasa Arab yang merupakan bahasa pengungkapan agama Islam
mulai berpengaruh ke dalam bahasa Melayu terutama sejak abad ke-12 saat banyak
raja memeluk agama Islam. Kata-kata serapan dari bahasa Arab misalnya abad,
bandar, daftar, edar, kursi, gairah, hadiah, hakim, ibarat, jilid, kudus,
mimbar, sehat, taat, wajah, koran, dsb. Karena banyak di antara pedagang itu
adalah penutur bahasa Parsi maka tidak sedikit kosakatanya juga pada akhirnya
diserap, seperti acar, baju, domba, kenduri, piala, saudagar, topan, dsb.
II.3.4
Pengaruh bahasa Portugis
Masa penjajahan di Indonesia pertama kali dimulai
oleh masuknya bangsa Portugis yang ingin mencari rempah-rempah yang pada saat
itu nilainya sangat tinggi. Bahasa Portugis dikenali masyarakat penutur bahasa
Melayu sejak bangsa Portugis menduduki Malaka pada tahun 1511 setelah setahun
sebelumnya ia menduduki Goa. Portugis disingkirkan Belanda yang datang kemudian
dan Portugis harus menyingkir ke daerah timur Nusantara. Meski demikian, pada
abad ke-17 bahasa Portugis sudah menjadi bahasa penghubung antaretnis di
samping bahasa Melayu. Kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Portugis
seperti algojo, bangku, dadu, gardu, meja, picu, renda, tenda, dsb.
II.2.5
Pengaruh bahasa Belanda
Belanda mendatangi Nusantara pada awal abad ke-17
ketika ia mengusir Portugis dari Maluku pada tahun 1606, kemudian ia menuju ke
pulau Jawa dan daerah lain di sebelah barat. Sejak itulah, secara bertahap
Belanda menguasai banyak daerah di Indonesia. Bahasa Belanda tidak sepenuhnya
dapat menggeser kedudukan bahasa Portugis, karena pada dasarnya bahasa Belanda
lebih sukar untuk dipelajari, lagipula orang-orang Belanda sendiri tidak suka
membuka diri bagi orang-orang yang ingin memepelajari kebudayaan Belanda
termasuk bahasanya. Hanya saja pendudukannya semakin luas meliputi hampir di
seluruh negeri dalam kurun waktu yang lama (± 350 tahun penjajahan). Belanda
juga merupakan sumber utama dalam menimba ilmu bagi kaum pergerakan. Oleh
karena itu, komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negara Indonesia didirikan
banyak mengacu pada bahasa Belanda. Kata-kata serapan dari bahasa Belanda
seperti abodemen, bangrut, dongkrak, ember, formulir, tekor, dsb.
II.2.6
Pengaruh bahasa Jepang
Pendududkan Jepang di Indonesia yang selama tiga
setengah tahun tidak meninggalkan warisan yang dapat bertahan melawati beberapa
angkatan. Kata-kata serapan dari bahasa Jepang yang digunakan umumnya bukanlah
hasil hubungan bahasa pada masa pendudukan, melainkan imbas kekuatan ekonomi
dan teknologinya. Kata serapan dari bahasa Jepang antara lain: ebi, judo,
karaoke, kimono, samurai, dsb.
II.2.7
Pengaruh bahasa Inggris
Bangsa Inggris tercatat pernah menduduki Indonesia
yaitu ketika Raffles menginvasi Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1811.
Kata serapan dari bahasa Inggris ke dalam kosa kata Indonesia umumnya terjadi
pada zaman kemerdekaan Indonesia, namun ada juga kata-kata Inggris yang sudah
dikenal, diserap, dan disesuaikan pelafalannya ke dalam bahasa Melayu sejak
zaman Belanda yang pada saat Inggris berkoloni di Indonesia antara masa
kolonialisme Belanda.. Kata-kata itu seperti badminton, kiper, gol, bridge,
dsb. Banyaknya kosakata bahasa Inggris yang diserap kedalam bahasa Indonesia
dikarenakan bahasa Inggris telah diakui sebagai bahasa internasional atau
bahasa dunia. Dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknolgi yang
sebagian besar informasinya ditulis dalam bahasa Inggris, beberapa
istilah-istilah penting akan tertulis dalam bahasa Inggris juga.
Ada dua cara penyerapan kata-kata dan
ungkapan-ungkapan dari bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia. Cara pertama
adalah dengan menyerap secara seluruhnya, baik dalam ejaan maupun pada
ucapannya. Cara kedua adalah dengan menyesuaikan ejaan maupun ucapannya.
Berikut ini dapat dilihat beberapa macam pola penyerapan kata-kata dalam bahasa
inggris ke dalam bahasa Indonesia.
1.
Kata-kata dalam bahasa Inggris yang berawal dengan huruf C,Ch, dan Q.
Contoh:
Bahasa Inggris
|
Ucapan
|
Bahasa Indonesia
|
||
Certificate
|
Se(r)tifikeit
|
Sertifikat
|
||
Corruption
|
Korapsien
|
Korupsi
|
||
Chocolate
|
Cokeleit
|
Coklat
|
||
Quota
|
Kwota
|
Kuota
|
2.
Suku kata bahasa inggris yang berakhir dengan “-tion” dan “-sion”, berubah
menjadi “-si”.
Contoh:
Bahasa
Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
||||
Attension
|
Atensi
|
Perhatian
|
||||
Calculation
|
Kalkulasi
|
Perhitungan
|
||||
Condition
|
Kondisi
|
Keadaan
|
||||
Deportasion
|
Deportasi
|
Pengusiran WNA dari suatu Negara
|
||||
3.
Kata-kata dalam bahasa Inggris yang mempunyai suku-kata akhir “-ty” akan
berubah menjadi “-tas” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Activity
|
Aktivitas
|
Kegiatan
|
Integrity
|
Integritas
|
Sifat jujur
|
Priority
|
Prioritas
|
Yang diutamakan
|
Namun,
hal ini tidak berlaku untuk kata:
BahasaInggris
|
Bahasa
Indonesia
|
Arti
|
|
Comodity
|
Komoditi
|
Barang
dagangan
|
|
Penalty
|
Penalty
|
Hukuman
|
|
Royalty
|
Royalty
|
Pembayaran
kepada pemegang hak cipta
|
4.
Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-nt” akan berubah
menjadi “-n” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Argument
|
Argument
|
Bantahan
|
Component
|
Komponen
|
Bagian dari suatu
alat
|
Statement
|
Statemen
|
pernyataan
|
Namun,
Hal ini tidak berlaku untuk kata-kata berikut:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Comment
|
Komentar
|
Pendapat
|
Investment
|
Investasi
|
Penanaman modal
|
Argument
|
Argumentasi/argument
|
sanggahan
|
5.
Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-ism” akan berubah
menjadi “-isme” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Egoism
|
Egoism
|
Mementingkan
diri sendiri
|
Organism
|
Organism
|
Makhluk hidup
|
Optism
|
Optismisme
|
Rasa percaya
diri yang kuat
|
6.
Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-ive” akan berubah
menjadi “-if” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Attracktive
|
Atraktif
|
Menarik
|
Competitive
|
Kompetitif
|
Bersaing
|
Destructive
|
Destruktif
|
Bersifat
merusak
|
7. Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata
akhir “-nal” akan berubah menjadi “-nal” dalam bahasa Indonesia, namun ejaan
keseluruhan berubah sesuai dengan ucapannya.
Contoh:
Bahasa
Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
||
Emotional
|
Emosional
|
Perasa
|
||
Functional
|
Fungsional
|
Berkenaan dengan fungsinya
|
||
Traditional
|
Tradisional
|
Adat,kebiasan
|
8.
Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata awal “ph-” sesuai dengan ucapannya
menjadi “f-“ dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Phrase
|
Frasa
|
Untaian kata
|
Physics
|
Fisika
|
Ilmu fisika
|
Physiologi
|
Fisiologi
|
Ilmu faal
|
9.
K ata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata awal “th-” akan berubah
menjadi “t-” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Theatre
|
Teater
|
Gedung
pertunjukkan
|
Therapy
|
Terapi
|
Pengobatan
|
Thermometer
|
Termometer
|
Alat pengukur
suhu
|
10.
Kata-kata dalam bahasa Inggris mempunyai suku kata akhir “-y” akan berubah
menjadi “-i” dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Anarchy
|
Anarki
|
Kekacauan
|
Biography
|
Biografi
|
Riwayat hidup
|
Pathology
|
Patologi
|
Ilmu tentang
penyakit
|
11.
Akhiran suku-kata “-ic” dalam bahasa Inggris dapat menjadi beberapa bentuk.
Contoh:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Athelete
|
Atlit
|
Olahragawan
|
Athletic
|
Atletis
|
Sifat badan yang
kokoh
|
Athletics
|
Atletik
|
Cabang olah
raga atletik
|
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Fantasy
|
Fantasi
|
Khayalan
|
Fantasia
|
Fantasia
|
Karya seni penuh
fantasi
|
Fantastic
|
Fantastis
|
Sesuatu yang menakjubkan
|
12.
Kata-kata dalam bahsa Inggris yang berawal dengan huruf C dapat berubah menjadi
S, K, atau diawali dengan huruf C dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan
ucapannya.
Contoh:
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Arti
|
Ceremony
|
Seremoni
|
Upacara
|
Celebrity
|
Selebriti
|
Orang
terkenal
|
Check
|
Cek
|
Memeriksa
|
Café
|
Kafe
|
Semacam
kedai atau restoran
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa pada
zaman globalisasi ini bahasa
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peranan bahasa lain, baik dari bahasa
daerah maupun bahasa asing. Peranan bahasa asing dalam bahasa Indonesia
membuktikan adanya kontak atau hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan
bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Penggunaan kosakata
asing dalam bahasa Indonesia tidak selalu diidentikkan dengan dampak negatif
karena terselip hal positif, yakni dapat mempermudah kegiatan berkomunikasi,
khususnya dalam tuturan yang di dalamnya terdapat bahasa asing yang terasa
lebih akrab di telinga dibandingkan dengan padanan bahasa Indonesianya.
Namun, diharapkan adanya sosialisasi terhadap padanan
bahasa Indonesia secara intensif agar identitas kosakata pada bahasa Indonesia
tidak terkikis oleh kosakata dari bahasa asing sehingga diharapkan kelak tidak
lagi terdapat wacana bahwa kosakata bahasa asing lebih akrab di telinga para
pengguna bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Indonesia itu sendiri.
Pada situasi bangsa Indonesia saat ini yang masih
merupakan negara berkembang sehingga menyarankan penggunaan bahasa asing agar
dapat bersaing dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Tetapi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa pemersatu
bangsa. Tidak boleh diabaikan
dan tetap harus dipertahankan keberadaannya
(dalam konteks bahasa baku atau bahasa Indonesia yang baik dan benar). Semua
itu tergantung kembali kepada setiap individu masyarakat Indonesia dan jangan
sampai bahasa asing menggeser bahasa nasional bangsa Indonesia.
Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah mempunyai
peranan dan pengaruh terhadap bahasa Indonesia dikarenakan masyarakat dalam
berkomunikasi setiap hari lebih cenderung menggunakan bahasa daerah dibandingkan
menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan merasa canggung apabila bahasa
Indonesia itu digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Saran :
Sebaiknya masyarakat menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar dan jangan mencampur adukan bahasa daerah dengan bahasa
Indonesia karena akan menimbulkan banyak kosakata baru dan akan mempengaruhi
pengucapan saat menggunakan bahasa Indonesia baku.
DAFTAR PUSTAKA
Yopi. (2013). Pengaruh Bahasa Asing dalam
Perkembangan Bahasa Indonesia. [Internet]. Tersedia:
http://yopiw.blogspot.com/2013/01/pengaruh-bahasa-asing-dalama.html.
Rahmat. (2011). Dampak Positif dan Negatif dalam
Penggunaan Bahasa Daerah,Gaul dan Asing di Indonesia. [internet]. Tersedia: http://rahmatarifin93.wordpress.com/2011/12/23/dampak-positif-dan-negatif-dalam-penggunaan-bahasa-daerah-gaul-dan-asing-di-indonesia/.
Rubrik Bahasa. (2010). Dampak Positif Penggunaan
Kosakata Asing.[Internet].Tersedia:http://rubrikbahasa.wordpress.com/2010/12/15/dampak-positif-penggunaan-kosakata-asing/.
Azis, Firman dkk. 2014. Taktis Berbahasa Indonesia
di Perguruan Tinggi. Bandung:asasupi
Badudu, Yus. Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam
Bahasa Indonesia.Jakarta: Buku Kompas. 2003. 337.
Badudu, JS. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar.
Jakarta: PT. Gramedia. 1983. 153.
Priambodomandalaputra.blogspot.com/2014/01/pengaruh-bahasa-asing-terhadap-bahasa.html?m=1
Berasa ingin mengcopy paste saking bagus nya😭😭
BalasHapus